Jumat, 28 Oktober 2022

Cerita 1.

Pintu Ajaib.

  

   * Pov : Meva

   Alkisah, hiduplah seorang gadis remaja bernama Hasa. Ia tinggal disebuah desa, yang bernama Desa Putikiwir. Dia tinggal disebuah rumah sederhana bersama seorang kakak yang Bernama Zera. Kedua orang tua mereka sudah meninggal karena kecelakaan. Karena itu, sang kakak terpaksa putus sekolah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-har mereka.

  Saat Hasa masih kecil, ia menonton salah satu film kartun yang membuatnya bermimpi bisa berkeliling dunia sampai ke negeri peri sekalipun menggunakan pintu kemana saja.

   ‘’Haha! Mana mungkin bisa berkeliling dunia pake pintu ajaib, di dunia ini mana ada pintu yang seperti itu? Emangnya ini dunia kartun?’’ Ucap kakaknya sambil tertawa. Untungnya,  sang adik tidak menangis karena sudah di ejek. Dia malah marah dan memastikan kepada kakaknya bahwa pintu kemana saja itu ada.

   Disisi lain, ada seorang gadis muda bernama Meva. Ia terlahir dari keluarga yang kaya. Meva tinggal di Kota Adenville. Namun karena adanya suatu urusan pekerjaan, ia pindah ke Desa Putikiwir.

    Meva yang sedang berkeliling untuk melihat ruangan-ruangan yang ada di rumahnya tidak sengaja menemukan sebuah pintu yang terdapat banyak ukiran-ukiran indah disana. Tapi ketika Meva melihatnya lebih jelas, pintu itu tidak memiliki gagang. Saat Meva ingin tidur, ia bermimpi akan seorang peri tanpa sayap. Peri itupun berkata, “Temukanlah gagang pintu tersebut!”


   * Pov : Hasa

    Pada suatu hari, Hasa sedang berjalan menuju sekolah dengan melintasi jembatan tua. Ia pun berinsiatif untuk beristirahat didekat pohon yang tak jauh dari jembatan itu. Saat ia sedang duduk santai,  Hasa tak sengaja melihat gagang pintu yang sudah berdebu. Dengan muka polos yang tidak mengerti apa apa, Hasa pun mengangguk sambil tersenyum. Karena rasa penasarannya,  Hasa pun akhirnya mengambil dan memasukan gagang pintu itu ke dalam tasnya. 

   Saat sudah sampai disekolah, dia pun duduk dibangku kelasnya. Hasa duduk sendirian dibangkunya. Tidak lama setelah itu, Hasa pun  mengeluarkan sebuah gagang pintu yang tadi sempat ia bawa. Saat sedang melihat-lihat gagang pintu tersebut, tiba tiba salah satu teman Hasa yang Bernama Cika  menghampirinya  dan berkata, “Llihatlah si bodoh itu! Untuk apa membawa gagang pintu yang sudah kolot dan kotor’’.

   Hasa hanya bisa terdiam dan tidak peduli akan apa yang dikatakan oleh Cika. Tak lama setelah bunyi bel masuk terdengar, ada salah satu guru yang masuk ke kelasnya Hasa bersama seorang siswi perempuan. Lalu guru itu menyuruh siswi baru itu untuk memperkenalkan dirinya dan ternyata namanya adalah Meva. Dia pindahan dari kota. Katanya ia pindah kesini karna pekerjaan ayahnya. Guru menyuruh Meva untuk duduk. Meva akhirnya duduk disamping kursi Hasa. Mereka pun saling berbincang antar satu sama lain.

     Meva teringat akan mimpinya, akhirnya ia pun menceritakan mimpi itu ke Hasa dan membahas pintu tanpa gagang yang ada di rumahnya itu. Hasa yang mendengarnya terkejut dan langsung segera mengeluarkan gagang pintu yang telah ia temukan. Mereka berdua terkejut dan merasa senang. Tapi, Cika selalu saja berkomentar.

“Ck, murid baru ini sudah mulai terbawa oleh kebodohan Hasa!”. Mereka tida merespon dan melanjutkan topik pembicaraan mereka.

   Saat bel pulang telah berbunyi, Hasa mengikuti Meva untuk pergi ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya Hasa, Meva langsung membawa hasa ke tempat pintu tersebut ada, yaitu di gudang. 

   Hasa mengambil gagang pintu tersebut dari tasnya. Mereka berdua terkagum ketika mereka melihat detail ukiran yang ada di gagang pintu tersebut dan di pintunya sama. Hasa dan Meva mulai memasangkan gagang pintu itu ke pintunya, dan boom! Pintu itupun akhirnya terbuka dan mereka terbawa masuk ke dalam pintu itu. Hasa dan Meva tiba tiba sampai di sebuah hutan yang Meva yakini adalah dunia peri. Hasa yang merasakan kejadian barusan sangatlah senang karena ia akhirnya tau bahwa pintu kemana saja itu benar ada. 

   Disana, Hasa dan Meva langsung bertemu dengan sang peri tanpa sayap dan keempat temannya. Peri tersebut bernama Cava.




Cerita 2.

Prolog ;

 5 Peri.



   “Cava!”

    Sore itu, keenam peri yang bersahabat sedang bermain di taman yang mereka buat sendiri. Peri-peri itu tinggal di hutan bernama Hutan Hyacinth. Di dalamnya, Nata berlari kearah Cava yang baru saja sampai di taman. Langkahnya terburu-buru, seperti yang enggan tertinggal satu hal kecil. Gadis itu mendekat di depan Cava, lalu menarik tangannya dan membawa Cava menyusul teman-teman lainnya.

    “Hei, Cava! Kamu selalu saja menjadi yang terakhir datang setiap kali kita ingin berkumpul!” Protes Dephnie. Dephnie merupakan peri tertua diantara enam sahabat peri itu, membuatnya menjadi teman sekaligus kakak bagi yang lainnya. 

   “Bener, tuh. Memangnya kamu ngapain saja sampai telat begini?” Sambung Beatrix. Beatrix ini yang tertua kedua setelah Dephnie. Sifatnya lebih tegas dan lebih cerdas dibandingkan yang lainnya.

   “Hehehe, maaf, yaa.. Tadi aku pergi ke hutan barat dulu. Aku memetik buah blueberry, ini untuk kalian!” Ucap Cava sembari menunjukkan keranjang rotan yang berisi banyak buah blueberry di dalamnya. Tidak lupa ia menunjukkan lesung pipinya pada teman-temannya.

   Tertawa. Suara tawa mereka semua melayang di udara. Mereka telah salah sangka. Mereka kira, Cava sengaja bermalas-malasan terlebih dahulu sebelum pergi menemui teman-temannya. Nata kembali duduk di karpet piknik yang sudah ia siapkan sebelumnya bersama yang lainnya. Tidak lupa ia juga mengajak Cava untuk bergabung. Mereka akhirnya mulai menceritakan sesuatu yang menyenangkan. Senyum mereka terekam jelas oleh alam disana. Mereka selalu merasa bahagia, saling bersunda gurau, bertukar pertanyaan, hingga menghabiskan makanan yang sudah disediakan disana.

   Sebuah persahabatan yang indah, bukan? Mereka benar-benar bahagia menghabiskan waktu bersama. Tapi, adakah cerita dibalik kebahagiaan mereka semua? 




1 ;

 Cerita Kita.


   Tidak ada yang sempurna.  Baik itu mati ataupun hidup, semuanya memiliki kekurangan.  Namun, setiap makhluk pasti memiliki kesempurnaannya versi mereka sendiri.  5 peri, 5 juga harapan mereka untuk berhasil menemukan kesempurnaan mereka.


   “Lihatlah mereka, terlahir tanpa sayap.” 

   “Aku curiga mereka adalah penyihir.”

   “Mereka bukanlah peri seperti kita, aku yakin.”

   “Mereka tidak seharusnya tinggal disini. Aku ingin Ratu segera mengusir mereka.”


    Ucapan itu…  Bukankah itu menyakitkan?

    Dephnie, Beatrix, Cava, Nata, dan Lily. Hampir setiap hari mereka mendapat celotehan seperti itu. Awalnya, ini terasa sangat sakit dimana mereka terus diasingkan, dijauhi, dan dijelek-jelekkan oleh peri lainnya. Hanya karena satu perbedaan diantara mereka, yaitu mereka berlima tidak memiliki sayap. Ini memang hal yang ganjil. Tapi, mereka tetaplah peri. Mereka sama dengan yang lainnya.

    Beberapa perkataan mungkin menusuk hati mereka. Namun, mereka tidak peduli dan tetap hidup bahagia bersama-sama. 

Time Skip

    Kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, Dephnie dan Beatrix menanam bunga di taman mereka. Nata dan Lily menghias tempat lain 

dalam taman itu, sedangkan Cava terduduk manis di salah satu kursi yang ada di sana. Bukan, ia bukan bermalas-malasan, ia sedang menulis sesuatu di bukunya. Ia menulis kegiatannya dengan teman-temannya hari ini, seperti menulis diary. 

   “Cava! Bantu aku mengambil bebatuan kecil disini!” Teriak Lily. Cava yang mendengarnya pun langsung datang ke arah Lily, dan memungut batu-batu kecil disana. Lalu mengantarkannya ke Dephnie agar bisa dihias di sekitar bunga yang telah ditanam. 

   5 peri ini.. Mereka sangat baik. Mereka gemar membantu, mereka merupakan peri yang ceria. Peri-peri lainnya yang terlalu jahat karena terlalu mengasingkan kelima peri tanpa sayap ini. Untungnya, semua kata-kata menusuk itu tidak menyakiti mereka. Mereka membangun benteng yang kuat untuk saling melindungi, menyayangi, dan saling mempercayai. 



2 ;

Bersinar.


   Malam pun tiba, mereka semua berpencar untuk mencari bunga. Mereka mencarinya untuk saling menghias rambut masing-masing dengan bunga.

   Beberapa saat kemudian, Cava berjalan ke sebuah semak-semak. Ia menyadari sesuatu, bahwa ada sesuatu yang bersinar disana. Cava lalu berlutut, membuka semak-semak itu. Dan, Cava pun menemukan sumber dari cahaya yang bersinar itu. Ia… Ia menemukan sepasang sayap yang rusak.

   “Teman-teman! Lihat apa yang aku temukan!” Teriak Cava memanggil teman-temannya.

    Teman-temannya, Dephnie, Beatrix, Nata, dan Lily pun datang ke arah Cava berteriak. Setelah menghampiri Cava, mereka pun menatap Cava dan bertanya kepadanya tentang apa yang sedang ia pegang.

   “Teman-teman, tadi saat aku berkeliling, aku merasakan seperti ada cahaya yang menusuk mataku. Lalu aku mencari letak asalnya, dan akhirnya aku menemukan sepasang sayap ini!” Jelas Cava ke teman-temannya.  

   Teman Cava yang mendengarnya pun lantas terkejut. Bagaimana bisa ada sayap ini di dalam semak-semak? Cava tersenyum, dan berangan. Apa rasanya jika ia dan teman-temannya akhirnya bisa terbang? Apa rasanya menghirup udara segar di atas sana? 

   “Siapa pemilik sayap ini? Tidak mungkin ada peri yang senngaja menjatuhkan sayapnya disini.” Lily mengomentari.

   “Benar.. Sayap ini jika aku lihat-lihat… Sepertinya sudah rusak…” Kata Nata.

    Mereka semua saling bertukar pertanyaan. Siapa pemilik sayap ini? Bolehkah mereka menyimpanya? Mereka terus bertanya-tanya, sampai mereka tidak sadar, bahwa ada sepasang mata sedang menatap mereka dengan tajam.




3 ;

Mimpi.


   Hari terus berlanjut, mereka tetap bermain bersama. Namun, Cava yang menemukan sayap itu beberapa hari yang lalu mulai merasakan ketidaktenangan. Mulai dari mendengar bisikan-bisikan aneh, merasa bahwa ada orang yang mengikutinya, dan hal-hal lainnya. 

   Malam ini, Cava mengalami mimpi buruk. Ia bermimpi ada seorang wanita tua, berbadan besar, menggunakan jubah hitam. Matanya merah menyala, hidungnya panjang, dan kukunya sangat panjang. Wanita tua itu persis seperti Urban Legend di Hutan Hyacinth, yaitu penyihir yang mampu memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Cava yang mulai mengenalinya pun ketakutan.

    Penyihir itu berbisik, “Periku, berikanlah aku sayap rusak itu sebelum bulan merah terbit. Lalu, aku akan memberikanmu sayap baru yang berkilau untukmu dan temanmu. Tapi, jika tidak… Aku akan mengutukmu dan semua orang yang ada di sekitarmu.”

    Cava akhirnya terbangun karena shock. Ia akhirnya berlari menghampiri temannya, memberi tahu mereka akan mimpi yang ia alami. Ia pun menceritakan kejadian-kejadian aneh yang belakangan ini selalu ia rasakan.

    Sambil mendengarkan Cava, Beatrix mempercayainya dan menyaut, “Baiklah kalau begitu. Sebelum bulan merah terbit, mari kita cari penyihir tersebut!”

   Tanpa ragu, mereka semua berjalan masuk ke dalam hutan yang gelap saat tengah malam. Semakin jauh langkah mereka, maka semakin jauh pula langkah mereka menuju kesalahan.




4 ;

Dunia Lain.


   Setelah sekian lama mereka berjalan, langit pun mulai terbangun. Matahari mulai menunjukkan sinarnya saat itu. Namun, hutan ini masih terasa sangat dingin dan gelap untuk mereka.

   Lama-lama, mereka mulai merasa putus asa untuk melanjutkan perjalanan mereka menemui penyihir itu. Semakin lama mereka memasuki hutan gelap itu, langkah mereka terasa lebih berat. Seperti ada yang menahan kaki mereka dari dalam tanah. Lily dan Nata kelelahan, Dephnie dan Beatrix bingung karena mereka tak kunjung sampai. Tapi, Cava masih bersemangat. Cava masih mempunyai keberanian untuk masuk lebih dalam ke hutan itu sampai akhirnya ia bertemu dengan penyihir yang ada di mimpinya. 

   “Kalian… Apakah kalian masih kuat untuk terus berjalan mencari penyihir itu?” Cava bertanya. Semua hanya menggelengkan kepalanya secara perlahan sebagai jawaban. Cava yang suda merasa lelah pun akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak, menghampiri teman-temannya, dan berdiskusi sebentar.

   Tidak lama setelah itu, dari belakang mereka muncul sebuah pintu secara tiba-tiba. Mereka yang melihat itu sontak langsung kaget dan mumdur beberapa langkah. Lalu dari pintu itu, keluarlah 2 orang gadis yang ternyata adalah seorang manusia biasa. Dua gadis itu bernama Hasa dan Meva. Mereka berasal dari dunia manusia. Karena menggunakan pintu ajaib itu, mereka datang ke dunia peri. Mereka semua terkejut. Setelah itu, Hasa dan Meva akhirnya memperkenalkan diri, dan menjelaskan alasan mengapa mereka bisa sampai kesini.

   Mendengar cerita tentang pintu ajaib itu, Nata mempunyai ide. Bagaimana jika mereka semua melanjutkan perjalanannya mencari penyihir menggunakan bantuan pintu ajaib itu? Ide yang bagus, Nata! Perjalanan akan menjadi lebih mudah dan cepat jika seperti itu.

   Ia pun segera mengusulkan idenya pada teman-temannya itu serta meminta bantuan kepada Hasa dan Meva.Teman-temannya juga Hasa dan Meva menyetujui saran dari Nata. Dengan cepat, Hasa dan Meva mulai berjalan kembali ke arah pintu tersebut, dan Hasa memegang gagang pintu itu. Sebelum membuka gagang pintu itu, mereka mengucapkan nama tempat tujuan mereka.

   “Pintu ajaib, bawa kami ke tempat penyihir dunia peri berada!” Teriak Hasa dan Meva. Para peri-peri tidak bersayap itupun mulai mendekat dan memperhatikan Hasa dan Meva.

   Saat pintu mulai terbuka, mereka semua mulai ditarik masuk ke dalam pintu tersebut. Dan secara instan, mereka telah tiba di rumah sang penyihir itu. Mereka semua berjalan mendekati rumah tua itu, Cava yang memimpin barisan mereka. Setelah sampai di depan rumah tua itu, Cava mulai mengetuk pintunya dengan perlahan. Tidak lama setelah itu, pintu pun terbuka. Mennjukkan sosok wanita tua berbadan besar yang mereka cari. Cava menatap wanita tua itu, dia adalah penyihir  yang ada di mimpinya. Cava pun akhirnya menyerahkan sayap yang ia temukan kemarin. Sesuai dengan yang diinginkan sang penyihir, sebelum bulan merah terbit. Penyihir terkekeh kecil. Ia mengambil sepasang sayap rusak itu, dan menatap Cava dan teman-temannya.

   “Periku, kau telah berhasil menemukanku, walaupun kau tetap menggunakan bantuan dari makhluk lain. Sesuai dengan janji, aku akan memberikanmu sayap baru yang berkilau untukmu dan teman-temannmu.” Ucap Penyihir tersebut, lalu memberikan sepasang sayap untuk Cava, Dephnie, Beatrix, Nata, dan Lily. Mereka berlima akhirnya senang karena telah menjadi peri seutuhnya. Peri dengan sayap. Mereka mulai mencoba sayap itu, mencoba untuk terbang. Dan akhirnya mereka semua bisa terbang. Hasa dan Meva yang melihatnya pun ikut merasa senang. Mereka senang karena bisa membantu . Akhirnya mereka kembali lagi ke rumah dari kelima peri-peri itu sekarang. Cava, Dephnie, Beatrix, Nata dan Lily berterimakasih pada Hasa dan Meva. 

    “Kalian! Terimakasih telah membantu kita, ya!” Kata Lily pada Hasa dan Meva.

    “Ah.. Tidak usah berterimakasih. Kami senang bisa membantu kalian.” Ucap Hasa.

   “Kami pun berterimakasih karena kalian telah memperbolehkan kami masuk dan berkeliling di dunia peri ini.” Meva menambahkan.

   Semua peri pun tersenyum. Lalu Hasa dan Meva akhirnya meminta izin untuk kembali ke dunianya. Peri-peri itu pun mempersilahkan mereka untuk pulang. Melambai-lambaikan tangannya ketika dua manusia itu telah mulai membuka pintu.

   “Kita pulang, ya! Kapan-kapan, gunakanlah sayap kalian itu untuk terbang ke dunia kami!” Ucap Hasa yang diakhiri dengan tawa.

    Akhirnya, Hasa dan Meva akhirnya pergi kembali ke dunia mereka. Pintu ajaib pun perlahan mulai menghilang. Kelima sahabat bersayap ini akhirnya melanjutkan kegiatan mereka dengan senang tentunya. Mereka berkeliling taman mereka dan bermain bersama seperti biasa.


Tamat.






Main Cast : Cava, Hasa, Meva.

Side Cast : Dephnie, Beatrix, Nata, Lily, Cika, Zera.

Antagonist : Witch.

Place : Desa, Hutan Hyacinth / Dunia Peri

Inti : Gabungan dari 2 Alternative Universe (AU) / cerita yang pada dasarnya sama, namun berbeda sudut pandang. Inti ceritanya tentang Hasa dan Meva yang tidak sengaja bertemu dan berhasil membuka jalan menuju dunia peri menggunakan pintu kemana saja / pintu ajaib. Setelah itu, Meva akhirnya bertemu dengan peri tanpa sayap yang mendatangi mimpinya. Peri tersebut memiliki 4 teman lainnya yang tidak mempunyai sayap. Hasa dan Meva membantu Cava dan teman-temannya untuk mendapatkan sayap baru yang bersinar.

Inti permasalahan / klimaks : Penyihir mendatangi mimpi Cava dan mengancam Cava dan teman-temannya akan dikutuk jika ia tidak memberikan sepasang sayap rusak yang ia temukan di semak-semak.

Pesan/amanat : Kita harus mau membantu sesama makhluk hidup. Kita juga harus mempunyai keberanian dan kepercayaan diri. Jangan mudah menyerah, dan tetaplah bersyukur walaupun memiliki keterbatasan.

Selasa, 28 Juni 2016

Princess Tiana "The Princess and the Frog"

Princess Tiana "The Princess and the Frog"

 Masa kecil Tiana (berkulit hitam dan anak pelayan) dan Charlote La Bouff (berkulit putih, kaya, spoiled little girl, anak “majikan”) sedang mendengar dongeng tentang pangeran kodok yang berubah jadi manusia setelah dicium oleh putri, berlanjut hingga ke adegan dirumah Tiana yang bercita-cita mendirikan Restoran dengan sang ayah.
Lalu berlanjut ke scene mereka sudah dewasa, ayah Tiana sudah meninggal dan mereka tetap tidak punya restaurant, Tiana bekerja keras sekali seperti ayahnya agar cita-cita mereka kesampaian. Hingga datanglah Pangeran Naveen dari Maldonia.
Mulai dari sinilah, Stereotipe Disney yang biasa, hilang. Pangeran Naveen bukanlah pangeran kaya raya. Dia hanyalah seorang Pangeran manja yang hanya tau bersenang-senang dan menghambur-hamburkan duit orang tuanya, sehingga dia dihukum dengan sdistop pemasukan uang jajan nya kecuali dia bisa menghasilkan uang sendiri, dengan cara bekerja tentunya. tujuan sang Pangeran pergi ke New Orleans supaya bisa menikahi putri keluarga kaya disitu, yaitu Lottie, agar segala keinginannya bisa tercapai tanpa perlu kerja keras.
Pangeran akan datang ke pesta dansa dan “melamar” Charlote. Lottie sendiri yang sejak kecil di cekokin dongeng dan selalu dimanja, tentu amat senang dengan kedatangan pangeran, like’s dreams come true gitu loohh. Nah ternyata kedatangan pangeran juga ditunggu-tunggu oleh Dr. Facilier seorang dukun Vodoo yang berambisi menguasai kota tersebut. dengan taktik licik, dia berhasil memperdaya pangeran dan Lawrence pelayannya (yang emang juga licik atau ndak puas dengan kehidupannya yang selalu ditindas oleh orang-orang sekitarnya).
Tiana yang merupakan teman baik Lottie dimintai tolong untuk memasok Baggels paling enak buatan Tiana untuk hidangan pas Pesta agar sang pangeran bisa jatuh cinta sama Lottie. Disini salah satu sisi lain lagi ditampakkan oleh Disney, Lottie yang awalnya kta pikir salah satu tokoh antagonis, seperti misalnya kakak tiri Cinderella, ternyata tidak. dia kebetulan hanyalah tokoh manja, tapi tetap punya hati nurani. saat stan baggels Tiana jatuh berantakan dan Tiana juga ikut berantakan dan celemotan tepung, Lottie tidak marah, membentaknya atau apalah, tapi dia malah meminjamkan baju yang tak kalah indah untuk sahabatnya tersebut, sehingga malam itu, Tiana yang sebelumnya tidak pernah keluar untuk bersenang-senang, tampak seperti seorang putri.
Tiana yang kebetulan memohon pada bintang agar dia bisa membayar uang muka restorannya yang terancam gagal, tidak sengaja bertemu dengan seekor kodok. tak disangka, kodok tersebut adalah pangeran Naveen yang asli, yang telah diubah jadi kodok oleh Dr. Felicier, sedang pangeran yang berdansa dengan Lottie adalah Lawrence si pelayan. karena Naveen menganggap Tiana adalah seorang Putri maka dia meminta cium, ceritanya kayak yang di dongeng-dongeng gitu, kalau dicium dia bisa kembali jadi pangeran. N you know what!! bukannya jadi pangeran lagi, Tiana malah ikut berubah jadi kodok.

Petualangan baru dimulai dari sini. Pangeran Naveen dan Tiana berusaha jadi manusia lagi. ditolong oleh seekor Buaya gendut yang pinter main terompet bernama Little Louis, Kunang-kunang bernama Ray, mereka mengarungi the Bayou (sungai) untuk sampai ke tempat mama Odie (dukun baik) agar bisa diubah jadi manusia kembali. satu lagi perubahan menarik dapat kita lihat, Louis si buaya gendut malah penakut, sedang Ray kunang-kunang sangat heroic dan pemberani.

Minggu, 26 Juni 2016

Princess Belle "Beauty and The Beast"



   
  Pada suatu zaman dahulu kala hiduplah seorang pria tua yang buruk rupa yang bernama Mike.Wajahnya yang buruk membuat semua orang takut untuk mendekatinya sehingga ia diasingkn ke sebuah hutan. Sebenarnya wajah buruk yang dimilikinya bukanlah wajah aslinya melainkan dikutuk oleh seorang peri yang bernama Zerre yang hanya bisa musnah apabila ada seorang gadis yang mencintainya dengan setulus hati.

Pada suatu malam terjadilah hujan angin yang menyababkan seorang laki-laki tua tidak bisa kembali pulang ke rumahnya, kemudian ditengah hutan belantara ia melihat kastil si buruk rupa, ia mendekati kastil itu dan masuk Setelah ia masuk ia terkejut melihat makanan sudah terhidang di meja makan,tempat tidur sudah tertata rapi dan air hangat untuk mandi sudah tersedia. Tanpa rasa ragu ia menggunakan semua peralatan yang tersedia di dalam kastil itu, keesokan harinya ia terbangun dan kembali pulang ke rumahnya tetapi sebelum ia pulang, ia memetik setangkai mawar yang akan ia berikan kepada putrinya. Tanpa ia sangka si buruk rupa marah besar padanya dan mengatakan bapak tua itu akan di bunuh apabila ia tidak membawa seorang putri untuknya sebagai penggantinya.

Dengan perasaan yang tidak enak bapak tua itu memasuki rumahnya, ketiga putri bapak tua itu menyambutnya dengan riang gembira akan tetapi melihat raut wajah bapaknya anak-anaknya merasa sedih. Putrinya yang paling bungsu bertanya "apakah yang terjadi pada enakau bapak?", dengan perasaan terpaksa si bapak menceritakan kejadian yang ia alami kepada ketiga anaknya.Si bapak bertanya kepada ketiga putrinya" nak' menurut kalian bagaimana solusi dari masalah ini!"

Putri sulungnya berkata" bagaimana kalau si bungsu saja yang menggantikan bapak karena menurut kami berdua dialah orang yang paling tepat. Dengan perasaan pasrah si bungsu menyetujuinya. Keesokan harinya si bungsu menuju kastil si buruk rupa. Sesampainya disana si bungsu di sambut dengan ramah oleh si buruk rupa, si bungsu merasa sangat ketakutan melihat wajah si buruk rupa.

Hari demi hari telah ia lalui bersama si buruk rupa hingga rasa takut yang dulu ia rasakan berubah menjadi rasa sayang. Pada suatu malam yang sunyi si bungsu mendapat mimpi buruk, dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang peri yang memberitahukan bahwa kesehatan bapaknya terganggu, tanpa ragu si bungsu menceritakan mimpinya itu pada si buruk rupa dan si bungsu ingin menjenguk bapaknya. Setalah lama berfikir akhirnya si buruk rupa mengizinkan si bungsu pulang untuk menjenguk bapaknya yang sakit dengan syarat si bungsu hanya boleh menemui bapaknya tidak lebih dari satu minggu apabila dilanggar maka si buruk rupa akan mati. Si buruk rupa maemberikan sebuah cincin kepada si bungsu dan si buruk rupa berkata " sekarang kau tidurlah dan besok pagi kau akan terbangun dirumahmu".

Keesokan harinya kedua kakak si bungsu terkejut melihat si bungsu sedang memasak bubur untuk bapaknya. Karena si bungsu diperlakukan dengan istimewa oleh si buruk rupa, mereka berencana tidak akan membiarkan si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Beberapa hari kemudian kesehatan bapaknya kembali putih dan sudah saatnya si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Namun pada saat si bungsu ingin kembali kedua kakaknya mencegah dengan alasan tunggu sampai kesehatan bapak benar-benar putih dan si bungsu menyetujuinya. Satu minggu telah lewat si bungsu belum juga kembali ke kastilnya si buruk rupa, dan pada malam harinya si bungsu mendapat mimpi si buruk rupa terbujur kaku dengan wajah yang membiru.
Tanpa berpamitan kepada bapak dan kedua kakaknya ia langsung meninggalkan rumah dan kembali ke kastil.Setelah si bungsu sampai si bungsu melihat si buruk rupa terbujur kaku.Dengan cepat si bungsu mendekati si buruk rupa dengan meneteskan air matanya. Dengan tetesan air mata si bungsu tiba-tiba si buruk rupa berubah menjadi pria yang sangat tampan yang ternyata seorang pangeran.




Kamis, 23 Juni 2016

Princess Ariel "The Little Mermaid"



Raja Triton, Raja Lautan yang perkasa, punya banyak anak perempuan. Mereka mencintai dunia bawah laut, tempat mereka tinggal. Tetapi Ariel, anak bungsunya, memimpikan dunia di atas permukaan air, dunia manusia. Meskipun ayahnya telah memperingatkannya agar tidak ke sana, Ariel mengabaikannya. Dia sering berenang ke permukaan laut.
ARIEL DAN TEMAN- TEMAN
Ariel dan sahabatnya, Flounder, senang mengunjungi Skatel si burung camar. Skatel memberitahu mereka tentang segala barang manusia yang ditemukan Ariel di dasar laut. Pada suatu hari Triton tahu bahwa Ariel sering pergi ke permukaan laut. Triton marah sekali. Dia mencemaskan keselamatan Ariel. Maka dia meminta sahabat kepercayaannya, Sebastian si kepiting, untuk mengawasi Ariel.
Beberapa hari kemudian Ariel melihat ada kapal melintas di permukaan laut. “Manusia!” seru Ariel sambil cepat- cepat berenang mendekati kapal itu. “Oh, tidak!” teriak Sebastian. Cepat- cepat dia dan Flounder mengejar Ariel.
Ketika Ariel muncul di permukaan air, dilihatnya sebuah kapal besar penuh pelaut yang bernyanyi- nyanyi dan menari- nari. Mata Ariel bercahaya ketika dia melihat pemuda gagah yang oleh para pelaut dipanggil Pangeran Erik. Ariel jatuh cinta pada pandangan pertama. Tiba- tiba langit menjadi gelap dan kilat menyambar- nyambar. Kapal Pangeran Erik bukan tandingan badai yang mengerikan itu. Kapal itu diombang- ambingkan ombak dan Pangeran Erik terlempar ke laut.
“Aku harus menyelamatkannya!” teriak Ariel. Disambarnya Pangeran yang hampir tenggelam itu, lalu dia berenang ke pantai. Ditariknya Pangeran Erik ke atas pasir. Pangeran Erik tidak bergerak ketika Ariel menyentuh wajahnya dengan lembut dan menyanyikan sebuah lagu cinta yang indah untuknya. Tak lama kemudian Ariel mendengar anak buah Pangeran mencarinya. Dia tak ingin dilihat manusia. Jadi, diciumnya Pangeran, lalu dia cepat- cepat menyelam kembali ke laut.
Pangeran Erik siuman dan menemukan Sir Grimsby, pelayannya yang setia, di sisinya. “Apa yang terjadi?” Tanya Sir Grimsby. Dia senang Pangeran Erik masih hidup. “Ada gadis,” kata Pangeran yang masih kelihatan bingung. “Seorang gadis menyelamatkan aku lalu menyanyi. Suaranya merdu sekali. Belum pernah aku mendengar suara semerdu itu. Aku ingin menemukan gadis itu dan aku ingin menikah dengannya!” Rupanya Pangeran Erik juga telah jatuh cinta.
TRITON MARAH
Raja Triton marah sekali ketika ia tahu bahwa Ariel jatuh cinta pada seorang manusia. Dia segera berenang ke gua tempat Ariel menyimpan koleksi barang- barang miliknya. “Ayah, aku mencintainya!” kata Ariel, “Aku ingin bersamanya!”. “Dia manusia! Pemakan ikan!” teriak Triton, “Tidak boleh!” Diangkatnya trisula saktinya. Sambaran- samnbaran kilatnya menghancurkan semua harta kesayangan Ariel. Lalu Raja Lautan itu pergi. Ariel menutup wajahnya dan menangis.
Sementara itu, tak jauh dari situ, kekuatan jahat sedang bekerja di kerajaan bawah laut. Ursula, si Penyihir Laut, yang dulu memerintah kerajaan bawah laut sebelum Triton, sedang mencari cara untuk menggulingkan Triton. Lewat bola kristalnya, dia bisa melihat Ariel yang sedang menangis. Dia mendapat ide, “Aku bisa mengalahkan Raja laut lewat anaknya.”
Ursula mengirim sepasang pelayan belutnya, Flotsam dan Jetsam, ke gua Ariel. Mereka berhasil meyakinkan Ariel bahwa Ursula bisa membantunya mendapatkan Pangeran yang dicintainya. Ariel sedang sedih sekali, sampai- sampai dia mengabaikan peringatan Sebastian dan ikut bersama Flotsam dan Jetsam untuk menemui si Penyihir Laut.
URSULA
“Aku punya tawaran untukmu, anak manis,” kata Ursula ketika Ariel sudah memasuki sarangnya. “Tawaran?” Tanya Ariel lugu. “Ya,” kata si Penyihir, “Aku akan membuatmu menjadi manusia selama tiga hari dan kau akan menemui Pangeranmu. Jika kau bisa membuatnya menciummu sebelum matahari terbenam pada hari ketiga, kau akan bersama selamanya, sebagai manusia. Jika dia tidak menciummu, kau akan berubah kembali menjadi putri duyung, dan kau akan menjadi tawananku! Dan imbalan untuk tawaran ini adalah suaramu,” kata si penyihir. “Suaraku?” tanya Ariel terkejut, “Aku tak akan bisa berbicara atau menyanyi. Bagaimana aku bisa membuat Pangeran jatuh cinta padaku?”. “Kau kan masih punya wajahmu yang cantik,” jawab Ursula.
kaki ariel
Setelah Ariel menyetujui tawaran Ursula, si Penyihir Laut menggunakan kekuatan sihirnya. Perubahan yang mengejutkan terjadi. Ekor Ariel lenyap. Kini dia punya dua kaki dan menjadi manusia. Pada saat yang bersamaan suaranya meninggalkan tubuhnya dan ditangkap dalam sebuah kerang. Ketika dia ingin mencari Pangeran, Ariel dibantu sahabat- sahabatnya ke pantai. Dia mencoba berbicara kepada mereka, tetapi tak ada suara yang keluar.
Tak lama kemudian Ariel bertemu dengan Pangeran Erik, yang telah jatuh cinta kepadanya sejak mendengarnya bernyanyi. Mula- mula Pangeran mengira telah bertemu kembali dengan gadis yang pernah menolongnya. Tetapi Ariel tak dapat berbicara, maka Pangeran mengira dia keliru. Pangeran Erik kasihan kepada Ariel, yang perlu pakaian, mandi, dan makan. Dibawanya Ariel ke istananya.
ariel dan pangeran
Dalam dua hari berikutnya, Pangeran Erik menyukai Ariel, tetapi dia tetap merindukan si gadis yang bersuara merdu. Ketika sedang berperahu berdua, Pangeran Erik sudah hamper mencium Ariel. Sayangnya Flotsam dan Jetsam membalikkan perahu mereka. “Nyaris saja!” kata Ursula yang menyaksikan segalanya lewat bola kristalnya. “Aku harus bertindak sendiri!” ujar Ursula. Si Penyihir Laut lalu minum ramuan sihir dan berubah menjadi seorang gadis cantik.
Pada pagi hari ketiga, istana menjadi sibuk. Pangeran Erik akan menikah dengan seorang gadis yang baru saja dijumpainya. Kasihan Ariel. Pangeran Erik telah tersihir. Ursula, yang kini tampil sebagai gadis cantik, telah menggunakan suara Ariel, yang disimpannya dalam kerang dan digantungkan di lehernya. Pangeran Erik mengira dia adalah gadis yang menyelamatkannya ketika kapalnya karam. Ariel pun patah hati.
gadis cantik
Upacara pernikahan akan berlangsung di atas kapal baru Pangeran Erik. Skatel kebetulan terbang melintasi kapal itu, tepat ketika si pengantin putri melewati cermin. Bayangan yang terpantul di cermin adalah bayangan Penyihir Laut. Skatel sadar bahwa Pangeran Erik telah ditipu. Cepat- cepat dia menjelaskan hal ini kepada Ariel dan teman- temannya yang lain. Sebastian cepat menyusun rencana. Flounder membantu Ariel naik ke kapal Pangeran Erik. Skatel mengatur sekawanan camar temannya untuk menunda pernikahan. “Aku akan memberitahu Triton akan hal ini,” kata Sebastian.
Pernikahan Pangeran Erik dan si gadis hampir dilaksanakan, ketika sekawanan burung camar, dipimpin oleh Skatel, meluncur turun menyerang si pengantin putri. Pengantin putri berteriak. Suara yang keluar adalah suara Penyihir Laut. Ariel naik ke geladak tepat ketika Skatel berhasil menjatuhkan kerang yang berisi suara Ariel dari leher si gadis. Kerang itu pecah dan suara Ariel kembali kepadanya.
“Oh, Pangeran Erik, aku mencintaimu,” kata Ariel. “Rupanya memang kau,” kata Pangeran Erik. Matahari menghilang di ufuk barat, tepat ketika mereka akan berciuman. Waktu tiga hari yang diberikan kepada Ariel telah habis. Dia berubah kembali menjadi Putri Duyung, sementara si gadis juga berubah menjadi Penyihir Laut. Ursula menyambar Ariel dan terjun ke laut.
Berkat pemberitahuan Sebastian, Triton sudah menunggu di sarang Ursula ketika mereka tiba di sana. “Kulepaskan anakmu jika kau mau menjadi gantinya,” seru Ursula. Triton setuju. Sekarang Triton yang menjadi tawanan Ursula, menggantikan Ariel. Ursula memiliki trisula sakti Triton dan menguasai kerajaan bawah laut. Tiba- tiba sebuah pedang menusuk bahu Ursula. Rupanya Pangeran Erik datang untuk menyelamatkan Ariel. Ariel berenang ke permukaan laut bersamanya. Tetapi Ursula mengikuti tepat di belakang mereka. Seiring dengan bertambahnya kemarahannya, tubuhnya pun semakin besar, sampai muncul ke atas 
permukaan laut.
ursula marah
Pangeran Erik berenang ke arah kapalnya, lalu segera naik. Disambarnya kemudi dan diarahkannya kapalnya ke tubuh Ursula. Tepat ketika Ursula akan mengirim sambaran kilat maut ke arah Ariel dengan trisulanya, kapal Pangeran Erik menabraknya. Si Penyihir Laut yang jahat telah binasa.
triton

Karena si Penyihir Laut telah mati, Triton bebas. Dia muncul ke atas permukaan laut dengan memegang trisulanya. Dilihatnay Ariel sedang menatap Pangeran Erik dengan tatapan cinta. “Ariel betul- betul mencintainya, ya,” kata si Raja Lautan kepada Sebastian yang berada di sampingnya. Sebastian mengangguk. “Aku akan rindu padanya,” Triton menambahkan, kemudian diangkatnya trisula saktinya dan diarahkannya kilat sakti ke arah ekor Ariel.
Ekor si Putri Duyung lenyap dan sekali lagi dia punya kaki. Ariel sekarang menjadi manusia. Pangeran Erik pun mencium gadis yang dicintainya itu. Tak lama kemudian mereka menikah dan berlayar bersama.



Selasa, 21 Juni 2016

CINDERELLA



Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang anak perempuan bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Anak perempuan ini sangat cantik dan baik hati. Sedangkan ibu dan kedua kakak tirinya sangatlah jahat. Mereka mempekerjakan anak perempuan ini di rumahnya sendiri. Setiap hari anak perempuan ini harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Ibu tirinya selalu membentaknya. Sementara kedua kakak tirinya selalu mengoloknya dan memanggilnya Cinderella yang artinya gadis kotor dan penuh debu. Menurut kedua kakak tirinya, itu adalah nama yang cocok untuk anak perempuan ini.

Pada suatu hari datanglah pengawal kerajaan yang menyebarkan surat undangan pesta dari istana. Kedua kakak tiri Cinderella sangat senang, “Asyik… kita akan pergi dan berdandan secantik-cantiknya. Kalau Pangeran memilihku untuk menjadi ratunya, ibu pasti akan gembira.”. Ibu tiri Cinderella juga sangat senang dan berkata pada kedua putrinya, “Kalian harus berdandan secantik- cantiknya. Kalian harus menarik perhatian Pangeran agar jatuh cinta pada kalian.”.
Hari yang dinanti tiba. kedua kakak tiri Cinderella mulai berdandan dengan gembira. Mereka memulaskan pemerah pipi dan bibir di mana- mana. Mereka mengenakan gaun indah yang sudah dipersiapkan sebelumnya, mematut- matut diri di depan cermin, berputar- putar dan tertawa- tawa gembira. Ibu mereka pun tidak mau kalah. Dia turut membenahi pakaian mereka yang masih kurang, menambahkan perona wajah di pipi kedua anaknya, berharap Pangeran akan memilih salah satu anaknya.
Cinderella melihat mereka berdandan dan merasa sangat sedih. Dia ingin ikut mereka berpesta, tetapi ibu dan kedua kakak tirinya tidak mengijinkannya ikut ke pesta. “Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?”, kata kakak Cinderella.
Setelah semua berangkat ke pesta, Cinderella kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. “Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi”. Cinderella menangis meratapi nasibnya. Dia menangis dan teringat pada ayahnya, “Andai saja Ayah masih ada, pasti aku akan dibelikannya gaun indah untuk pergi ke istana”.
Tiba- tiba muncullah seorang peri di depan Cinderella. “Cinderella, berhentilah menangis. Kau anak yang baik, Cinderella. Tidak seharusnya kau bersedih dan menangis. Tersenyumlah. Wajahmu akan bertambah cantik saat kau tersenyum,” kata peri tambun berbaju biru itu. Cinderella masih terisak sambil bersimpuh di lantai, “Bagaimana aku bisa tersenyum, duhai Peri. Aku ingin datang ke pesta bersama kakak- kakakku, tapi mereka tidak mengijinkanku datang ke pesta karena aku tidak memiliki baju yang pantas”. Peri tersenyum dengan sangat ramah, “Cinderella, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal”. Cinderella merasa bingung dengan permintaan peri, tetapi dia tetap melakukannya. Cinderella mengumpulkan tikus- tikus dan kadal- kadal di rumahnya.
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderella, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. “Sim salabim!” peri berteriak sambil menebar sihir dari tongkat ajaibnya. Terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Sebuah labu besar di kebun, berubah bentuk menjadi kereta berwarna emas. Yang terakhir, Cinderella berubah menjadi putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepasang sepatu kaca.

Karena gembiranya, Cinderella mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya seperti kupu-kupu. Peri berkata, ”Cinderella, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam”. “Iya Peri. Aku akan pulang sebelum pukul dua belas malam. Terima kasih, Peri,” jawab Cinderella. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderella menuju istana.
Setelah tiba di istana, Cinderella langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderella. “Cantiknya Putri itu. Putri dari negara mana ya?” gumam para hadirin. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderella. “Putri yang cantik, maukah Putri menari dengan saya?” pinta Pangeran sembari mencium tangan Cinderella. “Baiklah, Pangeran,” jawab Cinderella sambil mengangguk. Mereka berdua menari, berdansa berputar- putar dalam alunan musik, di bawah pandangan mata seluruh tamu yang hadir. Ibu dan kedua kakak Cinderella yang berada di situ merasa iri pada putri cantik tersebut dan mereka tidak menyangka kalau putri yang cantik itu adalah Cinderella.

Pangeran terus berdansa dengan Cinderella. “Selama ini, saya mengidamkan wanita seperti Putri,” kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderella lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. Cinderella sangat terkejut, “Maaf Pangeran, saya harus segera pulang”. Cinderella menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderella tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderella, tetapi ia kehilangan jejak Cinderella. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderella. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku akan mencarimu,” katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi ke pesta istana.

Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang memiliki anak gadis. Seluruh rumah di seluruh pelosok negeri didatangi untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderella. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kakak pertama mencoba sepatu tersebut, tetapi kakinya terlalu besar. Dia memaksakan kakinya masuk dan sangat gembira saat kakinya dapat masuk ke sepatu kaca. Tetapi, saat kakak pertama berjalan, dia merintih kesakitan karena kakinya yang terlalu besar dipaksakan untuk masuk ke sepatu kaca mungil itu. Kakinya pun lecet di mana- mana. Lalu kakak pertama melepas sepatu kaca dan menyuruh adiknya mencoba. Kaki adiknya pun terlalu besar untuk sepatu kaca tersebut. Dia pun menyerah mencoba karena kesakitan.

Pada saat itu, pengawal melihat Cinderella, “Hai kamu, cobalah sepatu ini!” katanya. Ibu tiri Cinderella menjadi marah, ”Tidak akan cocok dengan anak ini!” tetapi pengawal tetap menyuruh Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kemudian Cinderella menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. Sangat pas dan tampak manis di kaki Cinderella. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. Ibu dan kedua kakak tiri Cinderella sangat marah dan iri pada Cinderella, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa- apa.
“Cinderella, selamat,” Cinderella menoleh ke belakang dan peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!” katanya. Begitu peri membaca mantranya, Cinderella berubah menjadi seorang putri yang memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali,” kata sang peri. Cinderella diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran.